Galau adalah salah satu dari sekian banyak keadaan psikologis yang ada dalam diri
manusia. Dari beberapa
istilah keadaan yang artinya hampir sama dengan galau antara lain adalah
tidak tenteram, selalu kawatir, tidak
sabar dan cemas. Banyak hal yang menjadi penyebab galau, dari sekian banyak penyebab galau, ada dua
yang paling dominan, yaitu kesedihan
mengingat masa lalu dan ketakutan
menghadapi masa depan.
Seseorang yang tidak bisa keluar dari jebakan masa lalu yang
membuatnya sedih, cenderung menjadi galau. Mereka terus mengingat kerugian atau kemalangan yang telah menimpanya, meskipun kejadian itu
sudah lama sekali. Bayang-bayang masa
lalu yang menyedihkan berputar-putar di benaknya dan lebih celaka mereka selalu
berusaha “menyaksikan” kembali. Akibatnya kesedihan yang
berujung pada galau selalu mengungkungnya.
Lebih tragis lagi
adalah orang yang galau karena takut menghadapi masa depan. Kekhawatiran akan suramnya masa depan membuat mereka galau. Rasa takut tidak mampu berkompetisi dalam
kerasnya himpitan hidup, membuatnya
mereka terkurung dalam kegelisahan
yang akut. Kengerian akan hilangnya penghasilan/pendapatan, hilangnya
jabatan, ketakutan tidak lulus sekolah, tidak diterima di perguruan tinggi, UN
bernilai jelek dsb. Mengganggu pikiran dan perasaannya mrmbuatnya menjadi paranoid. Sungguh ini adalah kegelisahan
yang sama sekali tidak beralasan,
karena hal ini belum tentu benar-benar
terjadi.
Gelisah terhadap
kemungkinan keburukan yang akan datang dimasa depan, tentu tidak pada
tempatnya. Karena itu biarkan hari
esok dan masa depan datang. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya dan jangan pula menantikan serangan
petakanya. Lebih baik kita menyibukkan diri
mempersiapkan segala sesuatu yang
mungkin dapat digunakan sebagai bekal menghadapi
masa depan. Karena apapun yang kita kawatirkan dimasa depan, atau kita tunggu kebahagiaan masa depan hal itu
pasti akan terjadi sesuai rencana Allah
swt.
“tiada suatu bencana
pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah
tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)
agar kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput darimu, dan supaya kamu
jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu”. (Qs. Al-Hadid: 22-23).
References : SEHAT
TANPA OBAT ( DR.H. Briliantono).
No comments:
Post a Comment